Golongan Orang-orang Bertakwa

November 11, 2008 at 3:00 am Tinggalkan komentar

Golongan Orang-orang Bertakwa

Rasulullah SAW pernah memprediksikan bahwa kelak akan datang suatu masa di mana orang yang sabar memegang agama laksana orang yang menggenggam bara. Beliau juga pernah menyatakan bahwa agama Islam ini datang sebagai sesuatu yang asing dan kelak pun akan kembali dianggap asing. Sebagai orang yang selalu menekankan idealisme, kita tentu tidak ingin seperti orang yang menggenggam bara dan asing ini. Sebab kalau dipertahankan ia dapat membakar, tapi kalau dilepas – dan ini alternatif yang paling mudah – maka kita akan hidup tanpa panduan agama.

Banyak orang yang mengatakan bahwa masa yang dimaksud dalam prediksi Rasulullah SAW tersebut adalah masa sekarang. Seseorang mudah sekali melepaskan atribut, identitas keislamannya ketika aturan-aturan yang diajarkan oleh Islam tersebut memberatkan. Banyak yang mengatakan bahwa sholat itu kan intinya ingat, eling, inna sholata lidzikri, sesungguhnya sholat itu untuk mengingat Allah, maka yang penting kan substansi dari sholat itu sendiri, elingnya itu. Jadi tidak perlu rukuk sujud. Ada juga orang yang mengatakan Islam itu kan menyerahkan diri, berserah diri pada ketentuan Ilahi. Maka cukuplah kita rela atas ketentuan-Nya dan karena itu kita akan selamat. Ada lagi contoh orang yang mengatakan yang perlu dijilbabkan justru adalah hati, perilaku hidup. Yang perlu dihijab adalah aurat maksiat. Maka apalah artinya berjilbab kalau perbuatan masih tidak mencerminkan perilaku Islami. Dan masih banyak lagi contoh yang semakna dengan pendapat ini, pendapat yang semakin memperkokoh prediksi Rasulullah SAW bahwa orang yang sabar dalam menjalankan perintah agama, seperti sholat, berislam dengan kaffah, menutup aurat dan lain-lain seperti orang yang menggenggam bara. Asing dan terasing.

Tapi benarkah masa seperti diprediksikan oleh Rasulullah tersebut adalah masa sekarang? Memang sekarang kita jumpai banyak orang yang berpendapat, berperilaku seperti beberapa contoh di atas. Banyak orang yang begitu mudah bangun malam, misalnya untuk bola, tapi begitu kesulitan untuk bangun malam untuk sholat tahajjud. Tapi ini kan kasustis. Tidak sedikit orang yang juga bangun malam untuk sholat tahajjud dan menonton piala dunia. Kita masih bisa berharap kepada pemuda-pemuda yang gandrung bola, tetapi juga adalah anggota aktif sholat berjamaah bahkan pemegang lisensi shaf terdepan. Kita masih berharap dengan orang-orang tua yang masih memberikan nasihat kebaikan kepada generasi yang lebih muda. Kita masih berharap kepada petinggi-petinggi yang kaya-raya tetapi juga adalah motor penggerak dakwah di lingkungannya. Kita masih bisa banyak berharap. Artinya prediksi Rasulullah SAW tersebut benar. Tetapi kita kan tidak perlu ikut arus kalau kemudian arus tersebut menyeret kepada keingkaran terhadap perintah-perintah Allah. Justru dengan kondisi seperti inilah, nilai kesabaran dalam menjalankan, dalam memegang ajaran Allah ini akan bernilai lebih.

Pertanyaannya sekarang, ikut yang manakah kita? Termasuk dalam golongan manakah kita? Apakah kita termasuk golongan orang yang erat mempertahankan agama, atau sebaliknya? Ini yang perlu, pernyataan sikap. Ikut Allah, maka kita akan selamat atau ikut syetan, mengkavling tempat di neraka? Tentu kita ingin termasuk dalam golongan orang-orang bertakwa yang teguh berpegang pada agama Allah.

Ya Allah jadikan kami termasuk golongan orang-orang yang kokoh dalam menjalankan perintah-Mu. Amien.

Entry filed under: takwa.

Mazhab Iblis Kedahsyatan Dzikrullah

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


November 2008
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930

Blog Stats

  • 776 hits