Sabar terhadap Ujian Allah

Oktober 21, 2008 at 2:25 am Tinggalkan komentar

Sabar terhadap Ujian Allah

Di dalam kita menempuh liku-liku kehidupan ini, bermacam-macam perkara yang harus kita hadapi. Memang Allah telah menciptakan serba dua di alam ini, ada tinggi ada rendah, siang berhadapan dengan malam, sakit berlawanan dengan sehat, begitu juga sedih dengan gembira, dalam hal yang seperti itu maka banyaklah orang yang sesat, akibat tidak dapat menguasai diri seperti orang yang kaya menjadi miskin.

Kita selaku umat Islam, yang mempunyai kekuatan iman, tentu tidak akan mudah tersesat akibat dari bahaya yang menimpa karena orang yang mempunayi iman yang mantap dia yakin bahwa apapun yang terjadi di dunia ini, adalah menurut kehendak Allah SWT. Dialah yang mengatur alam semesta, sebagaimana firman Allah di dalam surah al-Buruj ayat 16 artinya : “Dialah yang Maha Kuasa yang berbuat sekehendak-Nya.”

Kalau itu sudah diimani, tentu manusia akan rela menerima, apa yang diberikan Allah kepadanya, disamping itu tentu kita berjalan ke arah kebaikan, memperkuat dan menetapkan kesabaran dalam diri adalah diperintah oleh Allah SWT. Firman Allah : “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu dan bersiap sedia (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, niscaya kamu memperoleh kemenangan.”(Surah Ali Imran ayat 200)

Demikianlah jelasnya perintah Allah, menyuruh manusia agar bersabar dalam segala hal. Tapi yang lebih penting untuk kita bersabar adalah perasaan kurang dalam kehidupan seperti kematian orang yang dicintai, jatuh miskin setelah kaya, atau memang ketakutan yang menimpa semua ini diterangkan oleh Allah dalam surah al-Baqarah ayat 155 yang bermaksud: “Dan sungguh Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Allah SWT menyuruh kita supaya menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar karena orang yang sabar dalam menghadapi semua cobaan dan rintangan hidup itu akan diberikan balasan oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda. Siapa itu yang dikatakan orang yang sabar? Dalam ayat selanjutnya dijelaskan. “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raaji’uun.(Sesungguhnya kami berasal dari Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.)” (al-Baqarah ayat 156) kalau kita mengucapkan perkataan ini, di kala mendapat cobaan dari Allah tandanya kita dari golongan orang yang mendapat untung di sisi Allah.

Dengan artikata yang lain, kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat rahmat dan keberkatan. Adapun balasan kepada orang yang sabar itu ialah merupakan keberkatan, kesempurnaan, rahmat dan petunjuk dari Allah, namun pada hakikatnya tidak dapat dibayangkan, sudah tentu kasih sayang Allah pada orang yang bersabar itu, sehingga Allah menjelaskan dalam surah az-Zumar ayat 10 yang bermaksud: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar sajalah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Di sini jelas, bahawa Allah akan mencukupkan pahala bagi orang yang sabar itu tanpa batas. Kalaulah kita menyelidiki ajaran agama kita, dengan mendalam dan terperinci, mengenai kejayaan Rasulullah s.a.w dalam perjuangan sejarah, untuk menegakkan Islam adalah hasil dari kesabaran yang ada pada baginda. Baginda sabar menghadapi rintangan walaupun orang kafir mengerjakan dengan melontarkan najis unta kepada beliau, waktu baginda mengerjakan shalat, baginda bersabar dalam kemiskinan, walaupun tidak ada beras yang akan dimasak oleh isterinya namun ibadahnya tidak pernah kurang, bahkan suatu waktu sekembalinya dari masjid selesai menunaikan shalat subuh, sampai di rumah, baginda bertanya kepada isterinya, “Apakah ada sarapan pagi atau tidak,” Lalu isterinya menjawab “tidak”. Baginda bersabda, “Baiklah aku berpuasa pada hari ini.” Baginda berpuasa sunat karena tidak ada yang akan dimakan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, baginda bersabda : “Sesungguhnya sangat mengagumkan seorang mukmin, sebab segala keadaannya adalah baik, dan mungkin tidak terjadi yang demikian kecuali bagi seorang mukmin yang jika dia mendapat nikmat dia bersyukur, maka syukur itu sangat baik baginya dan bila menderita kesusahan dia bersabar, maka sabar itu sangat baik baginya”. (Hadits riwayat Muslim)

Dengan demikian jelaslah, bahawa keadaan seorang mukmin itu selalu baik karena kesabarannya, Apakah itu dalam keadaan kurang atau waktu berkecukupan. Bila nikmat Allah datang, dia bersyukur dan tidak pernah lupa diri, tetapi bila tiba kesusahan, dia bersabar dan tidak berputus asa. Kemelaratan tidak akan membawanya pada lupa dengan kewajiban malahan dia menambah dia menjadi taat dan berdoa, agar kekayaan tidak ditarik oleh Allah SWT.

Sebenarnya semua yang ada pada manusia hanyalah sekadar amanah Allah SWT, hal ini telah digambarkan oleh Nabi Allah Sulaiman a.s dalam kehidupannya. Nabi Allah Sulaiman a.s adalah orang yang paling besar mendapat kurnia Allah kepadanya. Dia adalah seorang raja, seorang penguasa, seorang yang kaya raya, seorang cendekiawan, seorang nabi lagi rasul juga seorang penakluk, oleh menguasai angin untuk dijadikan kendaraannya.

Pada suatu waktu, di saat Nabi Allah Sulaiman akan menaklukan negeri Saba’ yang diperintahkan oleh seorang ratu yang bernama Balqis, pada waktu itu Nabi Allah Sulaiman tahu, Balqis akan datang untuk melihat kerajaan Nabi Allah Sulaiman. Waktu itu Nabi Allah Sulaiman memanggil para pembesarnya, menanyakan, “Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasana Ratu Balqis itu kepadaKu, sebelum mereka datang ke tempat ini?” Jin Ifrit menjawab, “Aku sanggup membawanya sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu.” Sementara itu jawab pula seorang yang mempunyai ilmu yang mendalam mengenai kitab Taurat dan Zabur, dia mengatakan, “Aku akan membawa singgasana itu sebelum matamu berkedip. Belum lagi Nabi Allah Sulaiman sempat menjawab perkataan orang itu, singgasana itu sudah terhampar di hadapannya.

Begitu besar kekuatan yang dikuasai oleh Nabi Allah Sulaiman a.s dan begitu besar kurnia Allah kepadanya, tetapi dengan semua keadaan itu dia tidak merasa bangga malah dia berkata seperti yang terdapat di dalam surah an-Nahl ayat 40 : “Ini (semua adalah) termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)”.

Justru itu, kita selaku seorang muslim, jadikan semua itu sebagai teladan kemudian jadikan diri seorang yang sabar dalam menghadapi semua aspek kehidupan, jangan berputus asa di waktu susah dan jangan lupa diri dikala senang dan berkuasa.

Entry filed under: sabar.

Sabar Antara Sabar dan Mengeluh

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Oktober 2008
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 776 hits